Selasa, 21 Mei 2013

dari budak belian jadi bintang



dari budak belian jadi bintang
Masuk Islam di usia muda karena beneran yakin akan kebenarannya. Kehebatannya dalam mengolah bola ke dalam keranjang itu mengganjarnya MVP berulang kali

Bagi orang amrik, pertandingan basket NBA merupakan salah satu bagian penting dari kehidupan mereka. Jangan ditanya gilanya kayak apa. Mirip-mirip sepak bola seri A bagi orang Italia mungkin. Bintang-bintang NBA udah nggak ada bedanya ama seleb Holywood. En jauh sebelum Yao Ming, Dennis Rodman, atawa Michael Jordan ngetop ada seorang pebasket muslim hebat yang mengguncangkan dunia basket NBA, siapa dia..?, ya..dia adalah Karim Abdul Jabar

Penggemar bola basket pasti mengenal nama ini. Legenda bola basket ini terlahir sebagai katholik, namun menyatakan diri muslim pada usia 21 tahun. Karim terlahir dengan nama Ferdinand Lewis Alcindor Jr. di Harlem, New York pada tanggal 16 Agustus 1947. Nama Alcindor yang dilekatkan pada nama Ferdinand adalah nama budak belia. Ceritanya diawali dari nenek moyangnya yang berasal dari Afrika Barat yang bermigrasi ke Dominika di kepulauan Trinidad, sebagai budak belian dibawa oleh sang tuannya yang bernama Alcindor. Semua budak beliannya diberi nama Alcindor untuk menunjukkan kepemilikan . Alcindor membeli para budak belian dari kawasan Afrika untuk dipekerjakan di Dominica atau bahkan mungkin dijual ke pihak lain. Rupanya nama Alcindor kemudia diturunkan hingga beranak pinak. Karim pun memakainya.

Keputusannya memeluk Islam jauh berbeda dengan Muhammad Ali, legendaris tinju kelas berat dunia yang lebih pekat kesan politiknya. Karim justru memeluk Islam karena memang ia ingin memeluknya. Bukan atas dasar konflik politik AS kala itu yang memperlakukan kulit hitam sebagai warga kelas dua.
Rupanya sekolahnya dilembaga pendidikan Katholik justru membuatnya memiliki dasar-dasar yang kokoh tentang keyakinan bahwa adalah seorang muslim. Sebab itu Karim menginginkan hidup dengan mengikuti pentunjuknya. Dalam Islam, Karim menemukan keutuhan siapa sesungguhnya Nabi Isa as itu.

Semakin dalam dia mempelajari Al Quran, bertambah jelas bagi Karim kesesuaian wahyu dengan logika. Semangatnya untuk memperdalam agama Islam semakin membara, untuk itu Karim pun belajar bahasa Arab dan mulai menerjemahkan Al Quran dengan bantuan kamus. Ia mengaku untuk menterjemahkan tiga kalimat saja, dibutuhkan waktu 10 jam..!. Namun hasil yang ia peroleh sangat menggembirakannya. Ia menjadi mengerti tata bahasa Arab.

Ketika Karim Abdul Jabar “dibeli” oleh klub Lakers, ia terjun dalam sebuah pertandingan di Detroit, banyak sekali fansnya di kota ini. Karir Karim di NBA memang melesat bak meteor. NBA sendiri menobatkannya sebagai pebasket paling talented. Hampir pasti, tim yang diperkuatnya selalu saja menang dalam pertandingan dengan skor yang sangat mencolok. Sebagai bukti otentik dari kehebatannya, Karim terpilih menjadi Most Valuable Player (MVP) NBA selama tiga kali yaitu pada tahun 1971, 1972 dan 1974. Pada tahun 1989 Karim mengundurkan diri dari gelanggang NBA, tapi walaupun begitu, nggak sedikit dari pebasket top dunia yang masih menaruh respek pada Karim. Itula Karim Abdul Jabar sipebasket ulung yang tidak malu dengan identitas keislamannya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar